Sunday, May 15, 2011

3 Aspek Pelayanan Terhadap Massa Pemuda-Mahasiswa


Organisasi massa adalah organisasi yang lahir dari kebutuhan massa, maka sudah sewajarnya keberadaan organisasi adalah untuk melayani massa. Demikian halnya dengan FMN, tugas setiap anggota FMN adalah memberikan pelayanan terhadap massa pemuda mahasiswa.



Secara umum, kelahiran organisasi massa adalah atas kebutuhan massa, organisasi massa hadir sebagai alat perjuangan massa. Maka sudah sewajarnya jika organisasi memberikan pelayanan  terhadap massa. Demikian halnya dengan FMN yang harus memberikan pelayanan kepada massa pemuda mahasiswa,  yakni; memajukan ilmu pengetahuan, memajukan kebudayaan massa, dan menggelorakan perjuangan massa.

1.       Memajukan ilmu pengetahuan
Kita menyadari bahwa karakter mahasiswa adalah intelektualis atau borjuis kecil yang oleh pergaulan sosialnya, senang akan kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar, dialog publik, work shop, penelitian-penelitian ilmiah, dsb.  Oleh karenanya kegiatan-kegiatan ilmiah tersebut dapat dijadikan ajang propaganda dan konsolidasi anggota dan massa. Disatu sisi kegiatan-kegiatan ilmiah tersebut harus dipimpin dengan ide-ide pembebasan untuk membongkar ide-ide penindasan yang disebarkan melalui ilmu pengetahuan.

Dengan demikian, dari pekerjaan kita, kita dapat melahirkan sarjana-sarjana yang ahli dibidangnya dan mengabdi pada rakyat, sarjana-sarjana hukum yang siap membela kasus-kasus rakyat, ilmuwan-ilmuwan yang mampu menciptakan teknologi yang melepaskan ketergantungan terhadap teknologi asing, sarjana pertanian yang mampu menghasilkan bibit-bibit unggul dan melepaskan  ketergantungan  petani terhadap pupuk kimia, dokter-dokter yang siap mengobati rakyat yang tak berobat karena mahalnya biaya kesehatan, guru-guru yang dengan senang hati dan pengabdian penuh mengajarkan anak-anak buruh dan tani yang tidak mampu bersekolah karena mahalnya pendidikan, dan sebagainya.

2.       Memajukan seni budaya
Setiap orang memiliki apresiasi terhadap seni, baik itu seni sastra, seni rupa, seni peran, seni swara, seni tari dan bentuk lainnya. Oleh karenanya seni dan budaya menjadi salah satu media yang paling efektif dalam menyebarkan dan menanamkan suatu nilai-nilai (ajaran), baik itu bersifat penindasan ataupun pembebasan.

Oleh karena itu, dalam mengekspresikan seni, penting bagi kita memahami dan meletakkan  sandaran seni yang sekaligus menjadi moral seniman itu sendiri.  Ada tiga moral dalam seni, yaitu:
a.      Seni/budaya feudal
Adalah seni yang tangungjawab seninya yang mengabdi dan untuk mempertahankan penindasan feudal. Ide-idenya tidak berasal dari situasi nyata yang dirasakan massa, tidak ilmiah, menceritakan tentang topeng kebaikan hati para tuan feudal, mengajarkan bahwa para tuan feudal merupakan titisan dewa, menyebarkan ajaran-ajaran tentang adanya kekuatan gaib sehingga membuat manusia pasrah pada nasib dan takdirnya yang tertindas dan mengharapkan perubahan nasibnya dari  kekuatan-kekuatan gaib  tersebut. Kesemuanya ini hanya bertujuan untuk meredam kesadaran rakyat agar tidak berlawan terhadap penindasan yang dilakukan oleh para tuan feudal.
b.      Seni/budaya borjuis
Adalah seni yang tanggungjawab seninya untuk mengabdi dan menyebarluaskan gaya hidup dari ide-ide borjuis yang menindas. Ide-idenya diekspresikan melalui drama-drama bertempat di panggung yang mewah. Ceritanya tentang gaya hidup orang-orang kaya sehingga membuat orang berkhayal untuk seperti itu, khanyalan yang tidak mencerminkan situasi obyektif dan keilmiahan, cerita cinta yang terasingkan dari konsisi sosial yang mana  banyak rakyat yang tertindas, cerita-cerita cabul, cerita tentang kebaikan hati Amerika Serikat, cerita yang mengagung-agungkan tokoh dengan ptronase yang berlebihan dan menganggap tokoh tersebut adalah manusia yang tidak pernah salah. Ciri-ciri senimanya  adalah bersikap liberal, sok merdeka dan tidak mau dipimpin oleh tuntutan perjuangan  rakyat.
c.       Seni /budaya pembebasan
Adalah seninya rakyat  pekerja, rakyat tertindas, aktifis massa, yang tanggungjawab seninya mengabdi kepada perjuangan rakyat. Moral senimannya bersifat jujur, sederhana, apa adanya mengungkapkan realitas kehidupan yang bertumpu pada keadilan dan melawan penindasan. Sifat dan watak karya seninya adalah tidak komersil (tidak untuk diperdagangkan), tetapi bertujuan untuk mengungkap segala bentuk penindasan terhadap rakyat sehingga menumbuhkan kesadaran rakyat untuk berjuang menuntut pemenuhan hak-haknya. Cerita-ceritanya tentang rakyat yang kelaparan dan kemiskinan ditengah kekayaan alam yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing, anak-anak jalanan yang harus bekerja karena tidak sekolah karena mahalnya pendidikan, tangisan ibu karena mahalnya harga-harga kebutuhan pokok, nelayan yang bertarung dengan ganasnya gelombang, desingan mesin-mesin pabrik yang memekakan telinga klas buruh, penindasan terhadap kaum perempuan oleh budaya patriarki feudal dan dominasi imperialisme, perjuangan kaum tani  terhadap penindasan tuan tanah, perjuangan buruh terhadap penindasan pemilik modal,  perlawanan pemuda-mahasiswa terhadap rektor yang anti mahasiswa, perlawanan rakyat terhadap rejim otoriter, dsb. Ukuran keberhasilan seninya adalah bertambahnya massa dalam barisan perjuangan rakyat, tambah beraninya massa untuk melawan musuh-musuhnya dan menuntut pemenuhan hak-hak demokratisnya.

3.       Menggelorakan perjuangan massa
Menggelorakan perjuangan massa adalah bentuk pelayanan yang paling maju dan kongkret yang harus diberikan kepada massa dalam membangkitkan kesadaran massa akan penindasan yang dialaminya, mengorganisasikannya, dan menggerakkannya untuk menuntut pemenuhan hak-haknya yang dirampas oleh penguasa melalui berbagai kebijakan yang tidak pernah berpihak pada rakyat.

Pekerjaan menggelorakan perjuangan massa dilakukan secara bertahap dan sistematis dengan melakukan edukasi-edukasi, propaganda, sampai melibatkannya dalam aksi-aksi kongkret mulai dari bentuk yang terkecil sampai aksi yang paling militan sampai tuntutannya terpenuhi.

Dalam praktek kerja kita, seringkali kerja konsolidasi kita terhambat hanya karena persoalan banyak anggota yang sibuk dan bersusah-payah sendirian dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah, atau banyak anggota sibuk dalam mengembangkan minat dan bakatnya dalam berseni budaya, dan sekian  persoalan lainnya yang memisahkan anggota dari aktifitas keseharian organisasi hanya karena keberadaan organisasi yang tidak memberikan pelayanan seutuhnya terhadap massa dan anggota.

Oleh karena itu, tiga aspek pelayanan terhadap massa ini merupakan satu kesatuan kerja keseharian dan sikap hidup dari setiap anggota FMN yang sekaligus menjadi ajang propaganda dan konsolidasi yang dipimpin oleh perjuangan massa dalam memajukan kesadaran massa untuk menuntut pemenuhan hak-haknya.

Hanya melayani salah satu aspek pelayanan terhadap massa atau memisahkannya satu sama lain, akan membuat organisasi menjadi “elitis”, terpisah dari massanya dan membuat massa terasing dari pergaulan  sosialnya.

Jadilah aktifis massa yang sejati dengan terus melayani massa dengan sepenuh hati, pikiran, dan tenaga !

(Sumber : Sebar Demokrasi Edisi Maret 2008)

0 comments:

Post a Comment