Sunday, May 15, 2011

FMN Kampus IKIP Mataram Kembali Membuktikan Kekuatan Massa Mampu Melahirkan Perubahan


Perubahan adalah karya massa, hanya dengan kekuatan massa perubahan dapat tercipta. Inilah yang dibuktikan oleh FMN Kampus IKIP Mataram. Setelah aksi selama 2 hari berturut-turut, tuntutan perjuangan massa pun berhasil dimenangkan.


Mahasiswa IKIP Mataram kembali tertindas oleh kebijakan birokrasi yang tidak pernah berpihak pada mahasiswa. Kali ini penindasan berupa pembatasan waktu registrasi (pembayaran SPP dan pengambilan KRS), pungutan liar untuk pengambilan KRS, dan transkrip nilai wisudawan yang hingga saat ini belum keluar. Oleh birokrasi IKIP Mataram menyatakan bahwa pembatasan pembayaran SPP dan pengambilan KRS dikarenakan birokrasi IKIP Mataram akan mulai memberlakukan kebijakan secara konsisten, termasuk tentang jadwal akademik. Soal keterlambatan pembayaran SPP dan pengambilan KRS dipandang oleh birokrasi sebagai kesalahan mahasiswa yang tidak peduli dengan proses registrasi yang sedang berjalan dan pungutan Rp. 200,- untuk pengambilan KRS dikarenakan KRS yang tersedia sudah habis.

Akan tetapi, kondisi keterlambatan regitrasi bukan kali ini saja, tapi sudah sering kali. Hal ini dikarenakan birokrasi yang tidak pernah konsisten dengan jadwal akademik yang telah dibuatnya  sendiri. Ditengah kondisi kampus lain yang sudah berjalan proses perkuliahan selama kurang lebih 1 bulan, birokrasi IKIP Mataram baru membuka pelayanan registrasi, itupun tidak disertakan dengan  pengumunan yang jelas. Akibatnya banyak mahasiswa yang harus bolak-balik rumah dan kampus untuk mengecek apakah kegiatan perkuliahan sudah di mulai atau belum.

Menjawab kebijakan birokrasi yang sangat tidak ilmiah dan tidak demokratis tersebut, FMN Kampus IKIP Mataram segera menggelorakan perjuangan massa dengan melakukan aksi-aksi penempelan pamplet, penyebaran bahan propaganda, dan diskusi-diskusi baik bersama anggota dan massa. Setelah itu gelora perjuangan massa dilanjutkan dengan melakukan aksi-aksi mimbar bebas.

Terhitung 3 kali aksi mimbar bebas yang digelar selama 2 hari. Aksi hari pertama (Jum’at, 28 Maret) digelar pada pagi dan sore hari. Ditengah keterbatasan, tidak adanya megapohe, spanduk, dan perlengkapan aksi lainnya, FMN Kampus IKIP Mataram tetap menggelar aksi protes dengan sangat militan. Aksi di ikuti oleh belasan anggota FMN Kampus IKIP Mataram. Aksi tersebut mendapatkan  dukungan yang besar dari massa yang berada disekitar massa aksi. Aplaus dan terikan dukungan tetap diberikan oleh massa kepada aksi FMN, sebaliknya kecaman yang tajam ditujukan kepada  birokrasi yang membuat kebijakan yang tidak berpihak kepada mahasiswa. Pasca aksi, beredar kabar bahwa birokrasi segera melakukan rapat untuk mencabut kebijakan yang dimaksud.

Belum adanya sikap yang pasti dari birokrasi, mengharuskan FMN untuk terus bergerak. Sabtu/29 Maret, pagi harinya FMN bersama dengan Pilar Seni, dan SMI komisariat IKIP Mataram yang tergabung  dalam  Aliansi  Mahasiswa Bersatu (ANSI I), kembali menggelar aksi yang ketiga kalinya. Kali ini kekuatan aksi semakin besar, terhitung 42 orang massa aksi yang bergabung dalam barisan aksi, dan seperti biasa ratusan massa yang mengelilingi aksi untuk memberikan dukungan.

Melihat kekuatan massa yang semakin besar dan militan, birokrasi IKIP Mataram pun turun mengahampiri massa aksi dan mencoba menenangkan massa aksi, bahkan puluhan satpam digerakan untuk  membubarkan  massa  aksi. Akan tetapi massa aksi menjawabnya dengan sikap yang semakin militan yang tidak memberikan ijin berdialog kepada birokrasi, kecuali kebijakan  tersebut dicabut. Mendapatkan respon massa aksi yang dapat mengancam kekuasaannya, tidak ada pilihan lain bagi birokrasi IKIP Mataram. Akhirnya kebijakan yang tidak berpihak pada mahasiswa  tersebut pun dicabut. Sebuah kemenangan kecil bagi perjuangan massa mampu diraih.

Bersatulah seluruh mahasiswa, terus gelorakan perjuangan massa, dan rebut hak-hak kita !!!

(sumber : Sebar Demokrasi edisi Maret 2008)

0 comments:

Post a Comment